24 Mei 2008

[SIKAP] Pernyataan LMND PRM terhadap Tindakan Premanisme

Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Politik Rakyat Miskin
LMND PRM
Jl. Mrican Baru 25 Sleman Jogjakarta

TOLAK KENAIKAN HARGA BBM, LAWAN SEGALA BENTUK PREMANISME!!!

Cengkeraman modal asing terus menjajah negri kita. Kekayaan alam kita- tambang, hutan, laut dn isimya- bahkan telekomunikasi , pendidikan sampai kesehatan bahkan sudah tidak menjadi milik rakyat. Alhasil rakyat Indonesiapun menderita , didera kemiskinan di tengah lahannya yang subur. Demi kepentingannya, kapitalis asing melalui kaki tangannya yakni rejim boneka imperialis, reformis gadungan, sisa ORBA, beserta militer, terus menghisap rakyat negri ini. Upah yang rendah, harga kebutuhan pokok yang terus melonjak, penggusuran dimana-mana, kesehatan dan pendidikan mahal semakin memperparah kondisi rakyat Indonesia. Hal itu membuktikan bahwa kebijakan pemerintah dari pusat sampai daerah jelas mewakili kepentingan pemilik modal asing, dimana kepentingan rakyat banyak dikorbankan demi akumulasi modal, demi keuntungan segelintir penguasa yang tiada hentinya menghisap, menindas rakyat Indonesia.

Wajah asli SBY –JK semakin tampak jelas dengan rencana kenaikan harga BBM. Dengan dalih membebani APBN, pemerintah secara semena-mena berencana menaikkan harga BBM yang sedianya akan diberlakukan awal juni ini. Dampak yang dialami rakyat Indonesia akibat rencana pemerintah sudah nyata di depan mata. Harga kebutuhan pokok yang sebelumnya sudah tinggipun semakin menggila. Sementara dengan wajah tanpa dosa, SBY-JK menyampaikan kebijakan subsidi BLT (Bantuan Langsung Tunai) bagi rakyat miskin sebagai pengalihan subsidi BBM. Apakah BLT mampu meringankan beban rakyat akibat kenaikan harga BBM? Jawabnya sudah pasti TIDAK! Alasan pemerintah bahwa subsidi BBM selama ini salah sasaran karena juga diperuntukkan bagi orang kaya, jelas merupakan alasan yang bodoh dan tidak rasional. Pada faktanya, BBM merupakan bahan dasar pokok bagi nafas perekonomian seluruh dunia sehingga jika harga BBM naik tentu akan mempengaruhi segala sendi kehidupan. Singkat kata, BLT tidak akan mampu mengatasi dampak kenaikan harga BBM, apa lagi mensejahterakan rakyat. Apakah dengan BLT harga-harga yang sudah terlanjur naik bisa turun kembali? Apakah dengan BLT tingkat kemiskinan menurun? Apakah dengan BLT pendidikan & kesehatan bisa diakses rakyat? Kenyataan sudah berbicara, bukan subsidi untuk rakyat yang membebani APBN namun utang luar negri yang menyita sepertiga dari belanja pemerintah dari APBN dan tercatat sampai pada triwulan kedua 2007, utang luar negri Indonesia sudah mencapai 132, 719 juta dolar (diambil dari hasil penelitian PUSTEK UGM). Dalam menghadapi utang luar negri, pemerintah Indonesia lebih memilih mengorbankan sebagian besar rakyat dan memprioritaskan anggaran guna membayar utang. Tidak hanya itu, semua asset negri ini terus dijual sampai tiada sisa bagi rakyat. Pemerintah telah menunjukkan watak aslinya, demikian pula dengan para elit politik yang mengaku reformis, beserta sisa ORBA, milisi sipil reaksioner dan militer. Dengan demikian sudah bukan saatnya lagi mempercayakan perubahan negri ini pada pemerintah, reformis gadungan, militer dan sisa ORBA karena perubahan terletak di tangan kekuatan rakyat sendiri, dengan demonstrasi-demonstrasinya sendiri, dengan pemogokan-pemogokannya sendiri, dengan organisasinya sendiri.

Sampai detik ini, keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM telah mengundang perlawanan di berbagai penjuru daerah di Indonesia. Menghadapi perlawanan dari massa rakyat, pemerintahpun mulai menghalalkan berbagai cara termasuk menggunakan cara kekerasan. Aparat kepolisian dikerahkan guna menghadapi perlawanan rakyat. Moncong senjata menjadi satu-satunya jalan bagi rejim untuk membungkam suara rakyat yang memprotes kebijakan pemerintah yang anti rakyat miskin. Hal tersebut bisa dihilat dari berbagai aksi demonstrasi yang berakhir dengan bentrok dan penangkapan. Salah satu contoh nyata terjadi di Balikpapan, dimana sekitar 20 preman dan beberapa intel kepolisian menyerang sekretariat bersama KPRM (Komite Politik Rakyat Miskin) Kaltim pada hari Jum’at malam tgl 16 Mei 2008. Dalam penyerangan tersebut, 3 orang anggota SPI (Serikat Pengamen Indonesia) ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Dalam interogasi yang dilakukan oleh aparat, mereka diintimidasi atas aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM yang mereka lakukan sebelumnya, serta diancam supaya tidak melakukan demonstrasi lagi. Tidak hanya itu, mereka dipukuli (disekujur tubuh), bahkan seorang kawan (Pice) dibakar jenggotnya. Tepat pukul 20:00, mereka dibebaskan. Berbagai aksi kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah membuktikan betapa anti demokrasinya rejim SBY-JK, sehingga hanya represifitas yang menjawab keresahan rakyat terhadap kesejahteraan yang tidak lagi teraih.

Ternyata, tidak hanya rejim SBY-JK yang menggunakan cara kekerasan namun juga dari kelompok lain yang tanpa rasa malu selalu mengatasnamakan rakyat dalam setiap tindakannya, termasuk berselingkuh dengan agen-agen imperialis. Aksi premanisme tersebut dilakukan oleh LMND Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (Yang kemudian kami sebut sebagai LMND Bandit Hitam) pada hari Senin sore, 12 Mei 2008. Pasca menghantarkan massa aksi PKL dan Ojeg kembali ke basisnya masing-masing, sekitar pukul 15.00, salah seorang anggota LMND- Politik Rakyat Miskin bernama Firman, pergi ke kampus UMMU Ternate. Di sanalah, Firman diajak oleh beberapa anggota LMND-BH berdiskusi mengenai stratak gerakan. Dalam diskusi tersebut tiba-tiba Firman dipukuli oleh TAKDIR BARAKATI (Pjs LMND-BH), dan diikuti oleh tindakan pengeroyokan oleh beberapa anggota BH lainnya (Is, Mato & Ican). Dalam pemukulan tersebut Firman mencoba melawan, dan mampu melarikan diri ke Blok Utara, terminal Gamalama. Sampai saat ini, kasus tersebut masih ditangani kepolisian. Premanisme yang dilakukan oleh LMND Bandit hitam sudah jelas menunjukkan watak yang anti demokrasi. Hal tersebut sudah terbukti sebenarnya ketika LMND hitam menutup segala bentuk perbedaan pendapat dan memutuskan taktik politik merger dengan PBR, PDP dan saat ini semakin nyata politik kooptasinya ketika memutuskan berkoalisi secara tertutup dengan PBR. Jelas, LMND Hitam telah melakukan politik kooptasi yang tentunya berbahaya bagi perjuangan rakyat.

Di tengah kondisi represif tersebutlah, rakyat terus membangun perlawanan, yakni dengan menggalang persatuan antara sektor sehingga menjadi kekuatan yang cukup guna memukul imperialis beserta antek-anteknya. Dalam melangsungkan perlawanannya, diperlukan syarat-syarat pokok, yakni prinsip, program dan metode politik rakyat miskin yang ditunjang oleh organisasi politik rakyat miskin. Program- program politik rakyat miskin ialah program yang memberikan jalan keluar bagi persoalan yang dialami rakyat saat ini, semisal (1) program darurat diantaranya pendidikan dan kesehatan gratis, perumahan layak dan murah, serta upah layak nasional (2) program strategis penghapusan utang luar negri, nasionalisasi industri, bangun industrilialilsasi nasional. Selain itu, Gerakan perlawanan rakyat harus yakin dengan kekuatannya sendiri serta tidak bersandar pada kekuatan elit yang jelas merupakan antek imperialis asing. Oleh sebab itu menjadi sebuah keharusan untuk menjalankan prinsip dan metode politik rakyat miskin, yaitu perjuangan anti kooptasi dan kooperasi, sehingga perlawanan rakyat jauh dari pengaruh agen-agen imperialis yang setiap setiap saat mencoba membelokkan perjuangan politik rakyat miskin. Dalam perjuangannya, dibutuhkan pula metode perjuangan politik rakyat miskin, yakni persatuan mobilisasi yang dilakukan secara terorganisir dan sistematis. Kesemua itu, baik prinsip, metode dan program perjuangan politik rakyat miskin harus dijalankan oleh organisasi politik rakyat miskin yang mampu menjangkau seluruh sektor, territorial tanpa memandang suku, ras dan agama. Dengan demikian, sudah rakyat menyatukan diri, membangun wadah-wadah serta menyatukan diri dengan menjalankan prinsip, metode dan program politik rakyat miskin sehingga terwujudlah cita-cita perjuangan yakni demokrasi dan kesejahteraan.

Jogjakarta, 18 Mei 2008

Paulus Suryanta Ginting
Juru Bicara

Tidak ada komentar:

TERBITAN KPRM-PRD