09/05/2008 13:48 WIB
M. Rizal Maslan - detikcom
Jakarta - Petani, buruh dan rakyat miskin akan turun ke jalan untuk menolak rencana kenaikan harga BBM. Para elit politik diwanti-wanti jangan mendompleng aksi mereka demi Pemilu 2009.
Aksi ini akan digelar oleh Aliansi Buruh Menggugat (ABM) dan Front Perjuangan Rakyat (FPR). Aksi akan dilakukan pada 21 Mei dan 1 Juni 2008 mendatang.
"Kita akan memobilisasi kaum tani, buruh dan rakyat miskin di semua kota besar untuk melakukan aksi perlawan menolak rencana kenaikan BBM," kata Koordinator ABM Anwar Sastro Ma'ruf dalam jumpa pers bersama FPR di kantor LBH Jakarta, Jl Diponegoro, Jakarta, Jumat (9/5/2008).
ABM dan FPR juga mengkritisi subsidi kenaikan harga BBM dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) yang menggunakan utang dari luar negeri. Sementara aktivis ABM Budi Wardoyo meminta buruh, tani dan rakyat miskin waspada dengan elit politik yang akan mendompleng aksi mereka untuk kepentingan Pemilu 2009.
"Kita menilai, elit parpol dan kekuasaan jangan lagi diberi kesempatan. Reformis gadungan itu yang akhirnya juga menindas," ujar Wardoyo.
Lanjut Wardoyo, kenaikan harga BBM seharusnya tidak menyengsarakan rakyat bila para elit politik dan kekuasaan tidak menggadaikan industri pertambangan dan minyak kepada pihak asing. "Kedua industri ini digadaikan kepada asing, khususnya oleh elit parpol yang berkuasa, sehingga kita rentan soal fluktuasi harga minyak dunia," jelasnya. ( zal / fay )
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar