08 Juni 2008

Statement FNPBI-PRM Kalimantan Timur, pasca Kenaikan Harga BBM

FRONT NASIONAL PERJUANGAN BURUH INDONESIA

POLITIK RAKYAT MISKIN

FNPBI – PRM KALIMANTAN TIMUR

Jl. Sejati Gg. Delima Rt. 37 No. 18 Sei Kerbau Samarinda

Sekber KPRM-KALTIM: JL. Pemuda II Komplek Pendawa Blok II No. 68 Samarinda Hp: 0852 46344955

No : 04/Stetmen/FNPBI-PRM/KALTIM/24/V/08

Prihal : Stetmen/ Pasca Kenaikan BBM.

BBM NAIK

LAWAN BIANG KEROK KENAIKAN BBM

”(Rencana Kini Menjadi Bencana)”

Indonesia adalah negeri produsen migas, dengan rata-rata produksi minyak mentah sebesar 1 juta bph diluar produksi batu bara dan gas alam. Lantas kenapa BBM harus dinaikkan sementara harga sebelumnya juga sangat sulit untuk dijangkau oleh masyarakat., hal ini pasti menjadi pertanyaan yang mendasar bagi masyarakat awam hari ini. Pokok permasalahannya, pertama, bangsa ini tidak berdaulat atas sumberdaya alam yang dimilikinya. Tercatat dari 60 kontraktor, 5 diantaranya dalam kategori super major, yakni Exxon Mobil, ShellPenzoil, Total Fina Elf, BPAmocoArco, dan CevronTexaco, yang menguasai cadangan minyak 70% dan gas 80 %. Selebihnya masuk kategori Major, seperi Conoco, Repsol, Unocal, Santa Fe, Gulf, Preimer, Lasmo, Inpex menguasai cadangan minyak 18 % dan gas 15 %. “Sedangkan perusahaan independent menguasai cadangan minyak 12 % dan gas 15 %. Ironis memang, tapi inilah nyatanya, kita dipaksa membeli minyak kita sendiri, dari rumah kita sendiri dengan ketentuan harga dari “penjajah” asing. Tidak sampai disana mereka juga membatasi sebatas 500,000 bph yang boleh dikonsumsi bangsa ini, selebihnya itu harus dibawa “pulang” ke negaranya. Mengapa ini sampai terdjadi, disebuah Negara yang merdeka dan berdaulat, pastilah menjadi pertanyaan kemudian. Sistem dan pemimpin Negara hari ini sama sekali tidak pro rakyatnya dan tunduk kepada kekuatan (penjajah) modal asing, inilah pokok permasalahan yang kedua. Terbukti tanpa dasar penelaahan kebijakakan objektif dan komprehensif rezim SBY-JK melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral no 12 tahun 2008, tertanggal 23 Mei 2003. Menaikan harga BBM sebesar 28,7%. Tekanan dari pihak (penjajah) modal asing ditambah mentalitas budak yang dimiliki pemimpin negeri ini membutakan mata dan akal budi mereka, atas apa yang akan terjadi selanjutnya kepada 250 juta rakyat dinegeri ini dengan dinaikannya harga BBM.

Dampak Kenaikan BBM

Hampir keseluruhan kegiatan produktif hari ini di topang oleh BBM, mulai dari kegiatan produksi di pabrik-pabrik sampai ke penjual jajan keliling. Artinya semua sektor rakyat akan merasakan imbas kenaikan harga BBM. Laju peningkatan inflasi akan mengakibatkan kenaikan harga-harga barang kebutuhan serta turunnya daya beli masyarakat atas kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dan kalau laju inflasi ini tidak di barengi dengan peningkatan pendapatan, alhasil angka kemiskinan akan meroket tajam.

Di sector industri, baik itu jasa, pertambangan maupaun manufactur, kenaikan ongkos produksi mengharuskan pengusaha mencari jalan alternative untuk menjaga target produksi tetap didapat sesuai dengan rencana. Buruh pastilah menjadi korban nomor satu di sector ini. Efisiensi jumlah pekerja (baca: PHK massal) akan berdampak pada peningkatan angka pengangguran di negeri ini, sementara efektifitas kerja, penambahan jam kerja tanpa kompensasi jam kerja tambahan yang bisa menutupi kebutuhan hidup para buruh. Artinya buruh akan semakin menjerit, dipaksa bekerja seperti laiknya binatang oleh pengusaha.

Disektor Pertanian, melonjak harga pupuk, bibt dan biaya produksi membuat para petani tidak bisa lagi berdaulat atas tanahnya. Pelan tapi pasti, satu-persatu akan menjadi buruh tani di atas tanahnya sendiri. Yang mencoba bertahan diatas tanahnya akan selalu terbelit utang dan menjadi sapi perahan lintah darat dipedesaan. Belum lagi ditambah paceklik dittengah-tengah musim yang tak menentu. Singkatnya para petani akan semakin melarat.

Di sector UKM, para pengrajin ini bakalan terancam gulung tikar. Keterbataasan modal ditambah penurunan angka penjualan produk yang drastis dikarenakan sepinya konsumen. Menjadi penyebab utamanya.

Bagaimana dengan sektor informal lainnya, sopir angkot, penarik becak, pedagang asongan, pengamen,dsb. Semuanya semakin terhimpit oleh beban ekonomi yang membengkak. Dapur pun terancam berhenti mengepulkan asap.

MAKA :

Saatnya Rakyat yang menentukan kemana bangsa ini mau di bawa, jangan lagi pernah berfikir bahwa mereka (baca : elite-elite politik parpol peserta pemilu) berniat mengangkat bangsa ini dari keterpurukan, sejarah sudah membuktikan, merekalah orang yang paling bertanggung jawab atas kondisi bangsa hari ini. kita massa rakyat tertindas, buruh tani, kaum miskin kota, nelayan dan intelektual pro rakyat, mampu merumuskan “Jalan baru” untuk sebuah Indonesia baru yang lebih adil dan sejahtera.

AMBIL ALIH INDUSTRI MIGAS, DI BAWAH KONTROL RAKYAT

LAWAN PENJAJAHAN MODAL ASING dan DALAM NEGRI;

SISA-SISA ORBA (Golkar & Militer) ELIT POLITIK, REFORMIS GADUNGAN (PARTAI-PARTAI DI-PARLEMEN)

GULINGKAN REZIM KOMPRADOR SBY-JK

BANGUN PEMERINTAHAN RAKYAT MISKIN / DEWAN-DEWAN RAKYAT

Samarinda, 24 Mei 2008

Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia “FNPBI-PRM KALTIM”

Cq: Yudi 085246344955

Tidak ada komentar:

TERBITAN KPRM-PRD