23 Januari 2008

[Papernas] Agus Jabo Priyono: "Jangan Menjadi Subordinasi Partai Besar"

"Bagaimana dengan Politik Subordinasi ke Partai Kaum Muda Reformis Gadungan (yang kecil) atau Partai Baru Kaum Tua (yang Reformis Gadungan)? "

Ketua Umum Papernas Agus Jabo Priyono


Sinar Harapan, Senin, 5 November 2007

Di tengah mainstream partai besar, sekelompok pemuda yakin dengan jalannya mendirikan partai alternatif, Partai Persatuan Pembebasan Nasional (Papernas ) di Yogyakarta, 21 Januari 2007. Ketua umum Papernas Agus Jabo Priyono menjawab pertanyaan wartawan SH, Inno Jemabut, berikut petikannya.

Dulu Anda aktivis mahasiswa. Mengapa mendirikan partai dan tidak masuk ke partai yang ada?
Ada dua situasi yang berbeda. Pertama, pada era Orde Baru, hanya ada dua partai politik (PPP dan PDIP -red) dan Golongan Karya yang lalu menjadi Partai Golkar saat ini. Menurut kami, itu sangat tidak demokratis. Kami kemudian mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD). PRD ini sebagai partai alternatif. Kedua, pada era Reformasi sistem multipartai muncul. Kita harus mengikuti mekanisme demokrasi yang ada. Tidak bisa kita ingin jadi pemimpin dan keluar dari mekanisme yang sebelumnya ingin kita tegakkan secara demokratis.

Tanggapan Anda terhadap ikrar “saatnya kaum muda memimpin”?
Secara objektif, peluang kaum muda untuk menjadi pemimpin memang sangat besar. Legitimasinya juga kuat. Namun, secara subjektif, masuknya kaum muda ke partai politik besar yang sudah ada merupakan bentuk subordinasi diri. Itu yang dilakukan Budiman Sudjatmiko, dkk ke PDIP, dan beberapa lainnya juga ke Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) atau partai lainnya. Di samping itu, negara ini memang banyak persoalan sehingga kaum muda juga terfragmentasi ke macam-macam persoalan itu juga. Upaya mewujudkan tujuan itu memang tidak gampang tetapi harus dimulai dan dijalankan. Akan sangat sulit bagi kaum muda untuk tampil melalui partai-partai besar. Mereka memiliki sistem dan mekanisme yang mapan. Tidak gampang kalau sudah menyubordinasikan diri ke dalamnya dan dalam waktu singkat mau jadi pemimpin.

Apakah masih relevan ikrar kaum muda itu?
Sebagai kegelisahan politik dan kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara ini ke depan, tentu harus kita apresiasi. Langkah mereka itu juga tak lepas dari lemahnya legitimasi partai saat ini.*

Tidak ada komentar:

TERBITAN KPRM-PRD