15 Maret 2009

Ratusan Kaum Buruh dan Rakyat Miskin Menolak Pemilu 2009

Ata bin Udi (Sekretaris Umum PP GSPB), berorasi pada aksi bersama Tolak Pemilu 2009

Front Perjuangan Buruh Jabotabek--motor utama aksi 14/3
Tuntuntan bersama

Jakarta-14 maret 2009 Lebih dari 300 orang-yang didominasi oleh kaum buruh-siang tadi melakukan unjuk rasa dari bunderan HI menuju Istana Negara. Aksi massa ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap pemilu 2009, baik pemilu legislatif maupun pemilu eksekutif. Kaum buruh berasal dari berbagai pabrik di Jabotabek, yang sebagian besar diorganisir oleh Federasi Perjuangan Buruh Jabotabek (FPBJ) dan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI). Terdapat pula Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia (SBTPI) dan Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh (GSPB).

Di tengah terik matahari, ratusan massa ini dengan penuh semangat menerikan yel-yel “Pemilu 2009, Bukan Pemilu Rakyat” juga yel-yel “Elit Politik, Gulingkan! Rakyat Berkuasa!" Sekalipun sempat dihadang oleh aparat kepolisian di patung kuda, namun massa akhirnya berhasil melanjutkan aksinya ke depan Istana Negara. Para orator yang merupakan pimpinan-pimpinan berbagai organisasi yang tergabung dalam aksi ini, juga tak henti-hentinya mengecam seluruh kekuatan politik elit/borjuis, yang hanya menjadi boneka dari kaum pemodal dan system kapitalis, bahkan sekalipun system kapitalis telah terbukti gagal, namun tidak ada satupun kekuatan politik elit, yang menawarkan dan memperjuangkan system ekonomi-politik lain, yang menghilangkan pengisapan manusia terhadap manusia lainnya.


Seruan untuk membangun alat persatuan politik rakyat-dengan bersandarkan pada kekuatan klas pekerja- juga menjadi seruan dari hampir semua orator, agar rakyat yang saat ini sudah tidak lagi percaya pada kaum elit, segera mendapatkan muara keresahannya, dan dengan alat persatuan politik ini, rakyat dapat menghimpun kekuatannya untuk mengulingkan pemerintahan kaum modal, dan mengantikannya dengan pemerintahan kerakyatan untuk mewujudkan system yang lebih adil dan manusiawi, yakni sosialisme.


Tidak ketinggalan, seruan untuk membangun posko-posko perlawanan di semua titik-titik keresahan massa rakyat, sebagai alat untuk mewadahi dan menyatukan kekuatan rakyat di seluruh Indonesia. Dalam aksi ini, massa juga membawa baliho yang bertuliskan beberapa alasan kenapa harus menolak pemilu 2009, antara lain : 1.Peserta pemilu 2009 adalah elit politik dan partai politik penipu rakyat, 2. Pemilu 2009 tidak memberikan ruang politik bagi kekuatan gerakan rakyat, 3. Pemilu 2009 diikuti oleh para koruptor dan pelanggar HAM.

Di baliho yang sama, juga disampaikan apa yang menjadi tawaran jalan keluarnya, yakni : 1. Bangun organisasi politik yang melibatkan kaum buruh, tani, mahasiswa dan rakyat tertindas lainnya. 2. Nasionalisasi asset-aset yang menguasai hajat hidup orang banyak di bawah kontrol rakyat. 3. Industrialisasi yang kuat dan mandiri. 4. Hapus dan tolak hutang luar negeri. 5. Sita harta koruptor untuk subsidi pendidikan dan kesehatan gratis bagi rakyat.


Untuk melanjutkan perjuangan menolak pemilu 2009 dan membangun kekuatan persatuan gerakan, Persatuan Politik Rakyat Miskin (PPRM) yang merupakan salah satu organisasi pendukung aksi ini menyerukan agar pada tanggal 5 april 2009, serentak di seluruh wilayah Indonesia, kaum gerakan dan rakyat bersama-sama melakukan aksi, dengan tuntutan yang sama dengan tuntutan hari ini.


Selain PPRM, aksi ini juga mendapat dukungan dari Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Serikat Pengamen Indonesia (SPI), Komite Persiapan Organisasi Pemuda (KPOP), Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika (JNPM), Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP), Serikat Petani Karawang (SEPETAK) , PAWANG dan Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi-Politik Rakyat Miskin (LMND-PRM)


_____


Unjuk Rasa Buruh Jabodetabek Tolak Pemilu

GATRA. Jakarta, 14 Maret 2009 15:28 Ratusan buruh dari sejumlah organisasi di Jabodetabek, Sabtu siang (14/3), melakukan unjuk rasa menolak Pemilu 2009 yang dianggap tak menguntungkan rakyat. Massa yang kebanyakan memakai kaos merah dan membawa bendera Merah Putih itu berkumpul dari Bundaran Hotel Indonesia Jakarta kemudian berjalan melintasi jalan Thamrin menuju depan Istana Merdeka sambil meneriakkan slogan-slogan menolak Pemilu.

Juru bicara aksi itu, Toni mengatakan unjuk rasa ini merupakan ungkapan nyata kalangan buruh yang melihat bahwa pelaksanaan pemilu tahun ini sama seperti pemilu-pemilu sebelumnya yang hanya menguntungkan para penguasa dan pemilik modal.
"Pengalaman Pemilu 1999 dan 2004 jelas sudah dapat kita rasakan, bahwa tidak ada satu pun perubahan yang berarti bagi rakyat dari hasil pemilu tersebut. Hanya para pemilik modal sajalah dengan bangunan partai politiknya yang mampu ikut serta dalam Pemilu, sehingga seperti pemilu sebelumnya, Pemilu 2009 tidak akan membawa rakyat pada sebuah perubahan yang sejati," kata Toni.

Melihat realita dan pengalaman sejarah masa lalu itu, kaum buruh menyatakan dan mengajak masyarakat untuk menolak Pemilu 2009 dan menyerukan untuk membangun kekuatan penolakan pemilu itu ke dalam sebuah wadah politik yang dibangun secara mandiri oleh rakyat dengan tujuan mendelegitimasi kekuasaan yang lahir dari pemilu yang tidak demokratis dan merintis jalan menuju panggung perebutan kekuasaan.
Toni juga menyebutkan lima alasan menolak Pemilu 2009, yaitu karena Pemilu 2009 hanya dikuasai masyarakat kelas borjuis atau pemilik modal, Pemilu 2009 hanya diikuti oleh elite politik dan partai penipu rakyat.

Kemudian, Pemilu 2009 diikuti oleh para koruptor dan pelanggar HAM, Pemilu 2009 tidak memberikan peluang bagi kekuatan politik gerakan rakyat dan Pemilu 2009 bukanlah jalan menuju kesejahteraan rakyat.
Toni juga beranggapan Partai Buruh dan Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia yang ikut dalam Pemilu 2009 ini tidak mewakili kepentingan buruh dan masyarakat kecil lainnya, karena kedua partai itu lebih membela kepentingan penguasa dan pemilik modal. Saat hendak menuju Istana Merdeka, rombongan tersebut dihadang aparat kepolisian yang meminta mereka tidak menggunakan pengeras suara saat melanjutkan unjuk rasanya di depan Istana Merdeka. [TMA, Ant]

Tidak ada komentar:

TERBITAN KPRM-PRD