21 Maret 2009

Lawan Solusi Krisis ala SBY-JK & Parpol Penipu; Lawan Pemilu 2009

Selebaran Posko DIY ke-1

MAHASISWA & RAKYAT BERSATU!


Inilah resesi terbesar dalam sejarah, yang tidak akan pulih hingga 2010…
inilah persoalan manusia dengan masa depannya.”
[Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn]

Inilah krisis kapitalisme: krisisnya ekonomi para pemilik modal raksasa yang rakus. Krisis oleh karena kejahatan mereka merampas hasil keringat rakyat; tak memberi pendapatan sesuai yang dikerjakan rakyat. Sehingga pendapatan rakyat tak sesuai dengan nilai barang di pasar: barang berlimpah, tapi rakyat tak sanggup beli. Krisis yang juga diperparah oleh perjudian valuta, porto folio, saham, dan komoditas demi mengeruk keuntungan tanpa keluar keringat, sehingga tak memberikan sumbangan pada penambahan modal dan produktivitas manusia.

Jalan keluar pemerintah SBY-JK dan seluruh elit politik serta partai-partainya: rakyat harus jadi tumbalnya. Perusahaan besar yang bangkrut ditalangi uang negara (baca: uang rakyat); yang tak bangkrut diberikan stimulus fiskal (keringanan hingga penundaan pajak). Semua uang itu hasil keringat rakyat dan/atau dari utang luar negeri. Utang luar negeri akhirnya meningkat ($AS 65,447 miliar), dan rakyat lagi yang harus membayar dengan keringatnya (setiap kepala rakyat, termasuk bayi, harus menanggung 11,8 Juta utang luar negeri—data Desember, 2008).

Rakyat cukup sekadar diberikan ceceran kecil BLT, Askeskin/Jamkesmas, Beasiswa, BOS, Raskin, PNPM Mandiri, KUR, yang kesemuanya sarat korupsi birokrasi busuk, dan tak bisa menanggung lebih dari 100 juta rakyat miskin Indonesia (yang berpendapatan $2 atau Rp.22.000,- per hari). Ceceran dana yang harus diperebutkan antar sesama rakyat miskin, ceceran dana yang tak produktif! Padahal, sebenarnya rakyat butuh lapangan pekerjaan, agar hidupnya bermartabat.

Krisis membuat rakyat makin susah cari uang; PHK makin luas; pengangguran makin banyak; petani makin merugi; penggusuran makin sering; keluarga miskin makin banyak yang bunuh diri; kaum perempuan dipaksa kembali ke rumah atau berkubang dalam pekerjaan tak bermartabat (menjadi pelacur dan TKI); orang muda makin tak punya masa depan—susah sekolah (apalagi masuk Universitas). Jumlah mahasiswa menurun; fasilitas kampus dikurangi; kampus-kampus modal kecil tutup; kampus-kampus modal besar jadi makin sombong dan konservatif.

Dan mahasiswa disita waktu dan kesadarannya hingga menjadi robot-robot perusahaan yang bermimpi kesuksesan & karir; tak ada kepedulian terhadap rakyat miskin dan politik; belajar dari kurikulum yang tidak demokratis; iklim dan bacaan akademik yang konservatif; gaya hidup hedonis tanpa arah dan manfaat; tak ada lagi debat dan pemberontakan akademik: tak ada kepedulian: SEPI, HENING dan MEMBOSANKAN.

Jangan biarkan lebih lama lagi. Perubahan selalu disebabkan oleh radikalisasi mahasiswa bersama rakyat untuk kehidupan semuanya yang lebih baik. SAATNYA Rakyat dan Mahasiswa bersatu menolak jadi tumbal krisis!

Rakyat Sudah Tak Percaya & dan Harus Punya Jalannya Sendiri!

Di hadapan kita, para elit politik dan parpol busuk peserta Pemilu 2009—pemilunya para elit bandit politik—sedang mendagangkan diri menggunakan media cetak dan elektronik, bahkan melalui universitas-universitas, birokrasi pemerintah dan tentaranya, hingga lembaga-lembaga keagamaan. Mereka mengharuskan rakyat mencoblos. Seakan-akan, dengan memilih, maka rakyat bisa sejahtera; BOHONG! Yang lebih gila lagi, karena sadar mereka semakin tak dipercaya rakyat, maka rakyat difatwakan harus memilih. Apa bedanya dengan 32 tahun di bawah Orde Baru, ketika rakyat diharuskan mencoblos, karena pemilu adalah alat untuk mensahkan kekuasaan penindas.

Rakyat dan mahasiswa sudah berhasil menggulingkan Soeharto. Hasilnya: kebebasan berpendapat dan berorganisasi, termasuk penyelenggaraan pemilu yang lebih demokratis tahun 1999—Pemilu yang dipercepat karena desakan mobilisasi rakyat dan mahasiswa. Dalam pemilu 1999 tersebut, tidak usah dibayar pun rakyat ramai-ramai membuat posko, memasang bendera, hingga memenuhi TPS-TPS, karena rakyat masih percaya dan menaruh harapan perubahan pada pemilu tersebut. Sayangnya, kenyataan bicara lain, segera setelah duduk di pemerintahan dan DPR/MPR, elit politik yang pada waktu itu mengaku reformis, kemudian terbukti gadungan. Mereka tak berkutik, bahkan merangkul, kekuatan penjahat Orde Baru (Golkar dan Tentara) untuk sama-sama berkuasa kembali sekaligus menyelamatkan Soeharto dan kroninya. Itulah sebabnya, hingga sekarang, rakyat masih saja menderita; karena kekuasaan masih ditangan elit pemilik modal, yang memilih tunduk pada kepentingan pemilik modal asing yang menjajah ekonomi Indonesia.

Karena itu, mahasiswa dan rakyat harus melanjutkan perjuangannya, perjuangan belum rampung, belum berhasil menyejahterakan rakyat. Dan kita tidak memulainya dari nol—rakyat sudah semakin maju kesadaran dan cara perlawanannya. Sekarang rakyat sudah banyak melawan kebusukan penguasa dan partai-partai elit di banyak tempat dengan demonstrasi (yang terus meluas), termasuk dalam bentuk golput (golput dalam pemilu 2004 dan pilkada). Tugas kita adalah: menyatukan perlawanan-perlawanan rakyat tersebut menjadi kekuatan raksasa yang sanggup melawan musuh-musuh rakyat sekarang ini: penjajahan modal asing (imperialis); pemodal besar dalam negeri; pemerintahan boneka imperialis; sisa-sisa Orde Baru; tentara; reformis gadungan; milisia reaksioner.

Oleh karena itu, Rakyat dan Mahasiswa harus melawan Pemilu 2009! Karena Pemilu 2009 adalah: Pemilu Tidak demokratik; Pemilu Elit (Berduit); Pemilu Boneka Imperialis; Pemilu Penjahat Hak Azasi Manusia; Pemilu Koruptor; Pemilu Reformis Gadungan; dan Pemilu Aktivis Pragmatis/Oportunis.

Satukan kekuatan pada tanggal 5 April dan 1 Mei, 2009, agar rakyat dapat membuat pilihan sendiri diluar pemilu 2009.

Ayo terlibat dan ikuti berbagai kegiatan Posko Persatuan Mahasiswa & Rakyat
Setiap hari, pukul 09:00 s/d 18:00 di Gerbang Filsafat UGM, Sosio Humaniora No. 1.

POSKO PERSATUAN MAHASISWA DAN RAKYAT UNTUK PENOLAKAN PEMILU ELIT 2009
(JNPM, LMND PRM, KPRM-PRD, PPRM)
CP: 0852-251077952 (Mutiara) & 085647991755 (Aslihul F)



Tidak ada komentar:

TERBITAN KPRM-PRD