30 Juli 2008

[Samarinda] Buruh Demo (Lagi), Tuntut Revisi UMP 2008

Kamis, 24 Juli 2008

Hari Ini 5 Ribu Massa Kepung Kantor Gubernur Kaltim
http://korankaltim.com/index.php?option=com_content&task=view&id=11897&Itemid=2

SAMARINDA-- Perjuangan kaum buruh menuntut revisi atas upah minimum provinsi (UMP) kembali berlanjut Rabu (23/7) kemarin. Ratusan buruh dari Aliansi Buruh Menggugat (ABM) dan Front Pembebasan Nasional (FPN) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Kaltim Jl Gadjah Mada.

Mereka mendesak Pemprov Kaltim mensahkan SK revisi Upah Minimum Provinsi (UMP) 2008 sebesar Rp1.389.560.
Aksi ini, merupakan yang kedelapankalinya, namun sejauh ini tuntutan mereka tak kunjung dipenuhi. ”Ini aksi kami yang kedelapankalinya, tapi pemerintah sepertinya tidak mendengarkan tuntutan buruh,” kata Koordinator Lapangan Phitiri Lari.
Ia meminta kepada Pj Gubernur Kaltim Tarmizi A Karim segera merevisi SK UMP 2008 sebelum aksi buruh berubah menjadi anarkis. Pihaknya bertekad terus memperjuangkan tuntutan itu hingga dikabulkan. ”Jangan sampai menunggu buruh anarkis baru SK dikeluarkan,” tandasnya.

Menurutnya, aksi akan dilanjutkan Kamis (24/7) dengan menurunkan sekitar 5.000 masa buruh pabrik. Tadi malam, mereka menginap di depan Kantor Gubernur Kaltim menunggu aksi besar. ”Lima ribuan buruh pabrik akan mengepung Kantor Gubernur Kaltim besok (hari ini, Red.),” jeasnya lagi.

Aksi ini dipicu keputusan pemerintah dan unsur pengusaha Senin (21/7) lalu yang menunda pengesahan revisi UMP. Mereka masih akan mengkaji ulang besaran angka kenaikan. Dalam pertemuan itu, hanya disepakati dibentuk Tim Ad Hoc yang akan mengkaji lagi besaran UMP 2008 yang akan menjadi referensi proses revisi.

UMP Kaltim 2008, sebelumnya ditetapkan Rp 815.000. Namun, buruh menolak karena dinilai terlalu kecil dan tak sesuai dengan kebutuhan hidup saat ini. Untuk itu, buruh menuntut kenaikan hingga 70 persen menjadi Rp1.389.560. Menurut Phitiri, angka yang diminta buruh itu didasarkan pada beberapa faktor di antaranya naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok sebagai imbas kenaikan harga BBM. Hal itu, menyebabkan kebutuhan hidup layak (KHL) di Kaltim kontan melonjak 100 persen. (kh)
Read More......

Hari ini (14 Juli), Ratusan Buruh Kembali Turun ke Jalan

Senin, 14 Juli 2008

http://korankaltim.com/index.php?option=com_content&task=view&id=11439&Itemid=32

SAMARINDA– Ratusan buruh yang tergabung dalam Front Pembebasan Nasional (FPN) Kaltim, rencananya Senin (14/7) hari ini akan kembali turun ke jalan menuntut terbitnya Surat Keputusan (SK) Upah Minimum Provinsi (UMP) senilai Rp1,3 Juta. Sekaligus, mendesak pemerintah menurunkan harga sembilan bahan pokok (Sembako) dan harga bahan bakar minyak (BBM).

Aksi akan digelar sekitar Pukul 09.00 Wita hari ini dengan mengerahkan 587 orang dari 32 organisasi serikat buruh, elemen pergerakan mahasiswa dan organisasi masyarakat (Ormas). Mereka akan berkumpul di Lapangan Sepak Bola Karang Asam J Slamet Riyadi Samarinda kemudian konvoi ke Gedung DPRD Kaltim Karang Paci Samarinda.

”Aksi kami tetap menuntut SK UMP dan turunkan harga Sembako dan harga BBM. Kami tak akan berhenti gelar aksi sebelum tuntutan dan perjuangan atas hak buruh terpenuhi,” ujar Koordinator Lapangan (Korlap) FPN Kaltim Romanus kepada Koran Kaltim kemarin.

Disebutkan, ke-32 ormas dan elemen mahasiswa itu yakni, Serikat Buruh Mandiri Indonesia (SBMI), Konsederasi Serikat Buruh Independen (KSBI), OSKM Sumalindo, Serikat Buruh Perjuangan (SBP), Serikat Pekerjan Kimia Energi dan Pertambangan (SP-KEP), Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia-Politik Rakyat Miskin (FNPBI-PRM), SBSI PMM, Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI).

Kemudian, Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP). Sedangkan Organisasi Masyarakat (Ormas) terlibat dalam aksi diantaranya Liga Mahasiswa Nasional Demokratik-Politik Rakyat Miskin (LMND-PRM), BEM Polnes, PC PMII Samarinda, BEM Uwigama, BEM Fisip Unmul, BEM STAIN. Sedangkan elemen pergerakan mahasiswa dan masyarakat terlibat dalam aksi itu diantaranya Kaum Miskin Kota (KMK).

Juga ada Serikat Rakyat Miskin Kota (SRMK) Kaltim, Aliansi Rakyat Miskin (ARM), Forum Masyarakat Warga Musyawarah (FMWM), Forum Persatuan Warga Sudut Sungkai (FPWSS), Komunitas Rumah Bambu (KRB), PKL Odah Etam dan Jaringan Nasional Perempuan Mahardika (JNPM).

”Sebanyak 32 serikat buruh dan Ormas bersama elemen mahasiswa ini komitmen memerjuangkan hak dan kewajiban terhadap buruh, terutama UMP yang harus diubah dari Rp815 ribu menjadi Rp1,3 juta,” sebutnya.
Selain itu kaum buruh juga menuntut pembubaran Dewan Pengupahan Provinsi (DPP) Kaltim dan diganti dengan Dewan Buruh. Sebab DPP tak memerjuangkan dan mewakili kepentingan buruh. ”Sistem yang digunakan DPP kami anggap sudah usang,” tegasnya.

Ditegaskan, tuntutan SK UMP itu merujuk pada standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sesuai data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim. Pihaknya pun tetap melakukan konsolidasi bersama sejumlah buruh di pabrik, tambang dan pusat perbelanjaan (mall) dan menyerukan mereka menggelar aksi mogok kerja massal jika tuntutan ini tak dipenuhi. (ca)
Read More......

25 Juli 2008

Berita Konferensi Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh

Buruh Harus Punya Cita-cita
oleh: Dian Septi

Kata-kata tersebut menggema di sebuah acara Konferensi taktik yang digelar oleh GSPB (Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh) pada tgl 20 Juli 2008 lalu, di gedung PKPN Kodya Bekasi. Kata-kata itupun disambut dengan gegap gempita dari sekitar 30 peserta yang merupakan perwakilan buruh dari beberapa perusahaan seperti Mayora, Nissin, Agel Langgeng dan Buana. Kata-kata itu dilontarkan oleh salah seorang pembicara dari PPRM (Persatuan Politik Rakyat Miskin), Zely Ariane. Zely menuturkan, perjuangan tidak mustahil jika kaum buruh mempunyai cita-cita. Sejarah sendiri telah membuktikan beberapa kemenangan buruh yang diraih melalui perjuangannya sendiri, seperti gerakan buruh menuntut 8 jam kerja. Kemenangan 8 jam kerja tersebut tentu tidak akan bisa diraih jika buruh tidak memperjuangkannya dengan persatuan dan kesolidan. Pengusaha tidak akan memberikan 8 jam kerja jika tidak ada tekanan dari kekuatan buruh itu sendiri.

Menurut Zely Ariane, tidak akan ada belas kasihan dari pengusaha atau pemilik modal dan pemerintah atau Negara terhadap perubahan nasib buruh dab peningkatan nilai kemanusiaan kaum buruh (upah dan hak-hak normatif, status, dan kondisi kerja, jam kerja yang lebih pendek, agar buruh bisa berkreasi dan memperluas pengetahuannya tentang dunia). Pendek kata hal itu mustahil jika buruh tidak melakukan perjuangan untuk mendapat hak-haknya. Oleh sebab itu, buruh harus mempunyai cita-cita untuk diraih. Sebuah cita-cita akan masa depan yang lebih baik dan bahwa itu tidaklah tidak mungkin terjadi, yakni merebut kendali pabrik ke tangan persatuan buruh. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka dibutuhkan sebuah alat perjuangan berupa organisasi yang militan atau pantang menyerah, dengan metode gerakan. Alat perjuangan tersebut/ organisasi tidak boleh bersandar pada pimpinan, namun harus berada dalam kontrol semua anggotanya.


Sementara di sesi selanjutnya, dua pembicara lain, dari FNPBI-PRM (Front Nasional Persatuan Buruh Indonesia- Politik Rakyat Miskin) Budi wardoyo dan Ketua GSPB, Sulaeman, menyampaikan buruh dalam berjuang haruslah bersatu. Tidak hanya di antara kaum buruh sendiri akan tetapi juga dengan sektor lain, bahkan juga dengan warga sekitar pabrik. Sebab, tidaklah mungkin perjuangan buruh akan berhasil tanpa dukungan dari masyarakat sekitar, juga dari sektor lain. Dikatakan Budi wardoyo, terdapat dua jenis hambatan bagi perjuangan buruh, yakni hambatan dari luar gerakan buruh dan dari dalam gerakan buruh. Dari luar buruh, Neoliberalisme semakin hari semakin menyengsarakan kaum buruh, sementara kini Negara dikuasai oleh kekuatan politik pro neo liberal dan anti buruh serta masih banyak lagi hambatan dari luar gerakan buruh lainnya seperti banyaknya PHK yang mengurangi anggota serikat buruh, belum adanya kekuatan politik yang cukup kuat untuk memperjuangkan kepentingan kaum buruh, belum terbangunnya persatuan di antara kekuatan kaum buruh, banyaknya LSM yang membuat serikat buruh tidak independen.

Hambatan dari dalam buruh sendiri tidak kalah hebatnya, yakni belum adanya terbitan/ Koran yang secara nasional menyatukan tindakan dan pandangan kaum buruh, belum munculnya tokoh-tokoh buruh yang cukup kuat terutama kaum buruh yang bekerja di pusat pusat modal (Perbankan, pertambangan, telekomunikasi, transportasi dll) sementara serikat buruh kuning masih mempunyai pengaruh yang kuat. Padahal, tegas Budi wardoyo gerakan buruh memiliki potensi untuk membesar. Jumlah buruh Indonesia semisal, sangatlah besar dan terkonsentrasi pada pemukiman-pemukiman serta tempat kerja. Tidak hanya itu, posisi kaum buruh jelas menentukan hidup matinya sistem kapitalisme. Hal itu semakin diperkuat dengan kembalinya ruh perjuangan kaum buruh, yaitu aksi massa.

Dari konferensi tersebut, para peserta menyampaikan kesulitan dalam mengorganisir kaum buruh. Banyak buruh, papar salah seorang peserta yang juga bekerja di PT.Buana mengungkapkan sulitnya mengorganisir kaum buruh. Selain karena tindak intimidasi dan ancaman dari perusahaan, kesadaran buruh untuk berorganisasi cenderung rendah. Hal itu terbukti dengan sulitnya mereka hadir dalam rapat-rapat atau pertemuan serikat buruh. Sering kali para buruh yang juga termasuk anggota serikat buruh, bersandar pada pimpinan serikat buruh. Para buruh, masih enggan untuk memperjuangkan nasibnya. Menanggapi mengenai masih rendahnya kesadaran buruh, salah seorang peserta yang berkerja di Mayora menuturkan, rendahnya kesadaran berorganisasi kaum buruh diakibatkan oleh ketidak tahuan mereka mengenai pentingnya berorganisasi. Sehingga, kaum buruh yagn sudah sadar wajib memberikan penyadaran berupa pendidikan, selebaran atau Koran, dan diskusi-diskusi yang massif. Hal itu penting, demi menguatnya gerakan buruh.

Demi keberhasilan perjuangan kaum buruh, maka dibutuhkan sebuah manajemen dan metode perjuangan yang tepat. Dengan demikian, sebuah organisasi yang militan bisa terbentuk sebagai alat perjuangan kuat serta mempunyai daya pukul yang mematikan bagi kapitalisme. Oleh sebab itu, Ata, sekjend GSPB mengusulkan sebuah metode perjuangan yakni metode radikalisasi 3 bulanan. Dalam metode tersebut, Ata menyampaikan, terdapat dua bentuk kerja. Kerja bertahap dan kerja simultan. Dalam kerja bertahap, ada 3 tahapan yakni: (1) Investigasi, (2) Penyadaran, (3) Mobilisasi. Tahap (1) Investigasi; merupakan tahap untuk melakukan investigasi mengenai persoalan yang dihadapi rakyat, juga respon rakyat akan persoalannya serta untuk mengetahui alasan rakyat melakukan perlawanan atau kah tidak. (2) Penyadaran; merupakan tahap untuk menentukan isian penyadaran berikut metodenya berdasarkan kesimpulan investigasi. (3) Mobilisasi; tahap terakhir ini merupakan ujian sekaligus mengukur keberhasilan dari dua tahap yang dilakukan sebelumnya. Dalam hal ini, massa harus terpastikan bahwa ia paham mengenai alasan terlibat aksi, tidak hanya sekedar ikut-ikutan. Sementara untuk kerja simultan, Ata memaparkan, ada tiga pekerjaan simultan yang mesti dilakukan, sebagai berikut: (1) Persatuan, (2) Perluasan, dan (3) Dana Juang. Selain kerja bertahap dan simultan, terdapat pula kerja tambahan seperti pembangunan kompartemen (pembangunan wadah budaya, perempuan dst), pendidikan kader maju serta Badan Unit Kontradiksi).

Metode yang disampaikan oleh Ata pun mendapat sambutan positif. Harapan akan pembesaran organisasi meluas. Cita-cita akan terwujudnya kemenangan buruh tergambar di depan mata. Namun, perjuangan baru saja dimulai dengan semangat baru. Pekikan “Hidup Buruh” kembali membahana. Semua peserta bersepakat untuk membangun organisasi yang militant dengan metode radikalisasi 3 bulanan. Tiada perjuangan yang mustahil, jika buruh memiliki cita-cita dan sejarah telah membuktikan! Sekali lagi pekikan penuh semangat terdengar di penjuru ruuangan.
Hidup Buruh!***

Read More......

10 Juli 2008

Aksi FPN Kalimantan Timur 10 Juli 2008

Aksi Front Pembebasan Nasional (FPN) Kalimantan Timur, hari ini, 10 Juli 2008 berlangsung di depan kantor Gubernur. Massa berjumlah sekitar 100 orang (70 diantaranya adalah massa buruh).

Isu tuntutan yang diangkat adalah Pembubaran Dewan Pengupahan; Menggantinya dengan Dewan Buruh. Pola aksi yang dilakukan adalah Menolak Hearing terhadap tuntutan Naikkan Upah Sesuai KHL (Revisi UMP)--dengan landasan ketidakpercayaan terhadap elit politik di parlemen saat ini--ed.

FPN Kaltim akan melakukan aksi kembali pada hari Senin, tanggal 14/7 2008, dengan isu dan tuntutan yang sama. Dalam metode mobilisasi akan bersama-sama kaum buruh dari 4 pabrik Plywood raksasa di Samarinda.(wd)

Berita terkait: [1], [2], [3], dan [4].




Read More......

08 Juli 2008

UNDANGAN: Sebuah LIBER AMICORUM, 80 Tahun Joesoef Isak



SEBUAH LIBER AMICORUM

80 Tahun Joesoef Isak

Seorang Wartawan, penulis dan, Penerbit HASTA MITRA



RANGKAIAN ACARA

Hari Minggu, 13 Juli 2008, jam 15.30 s/d selesai

Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki

Jl Cikini Raya N0 73, Jakarta-13310


Susunan Acara:

* Kesan-Kesan dari Sahabat:

Hersri Setiawan, Goenawan Mohamad, Sylvia Tiwon,

Max Lane, Hilmar Farid dan lain-lain


* Screening film dokumenter Joesoef Isak "Pikiran Orang Indonesia"
Oleh: Danial Indrakusuma, Wilson, dan Ferry.

* Peluncuran Buku "Liber Amicorum: 80 Tahun Joesoef Isak ,

Seorang Wartawan, Penulis dan Penerbit."

* Pentas Kesenian: Pembacaan Puisi oleh Putu Oka Sukanta, Paduan Suara Bhineka; Band Comrade;


Acara Diskusi

Diskusi buku "Liber Amicorum: 80 Tahun Joesoef Isak , Seorang Wartawan, Penulis dan Penerbit."

Hari, tanggal: Selasa, 15 Juli 2008

Tempat: Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki

Pukul: 14.00-17.00 WIB.

Pembicara: Max Lane, Hilmar Farid, Asvi WA, Sylvia Tiwon

Moderator Agung Ayu.


Hormat kami

Panitia Perayaan 80 tahun Joesoef Isak dan

Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta

Kontak: Boni Triyana HP 081 5761 8327; e-mail: boni_triyana@yahoo.com

Karena Berlawan Dia Ada; Sekilas Joesoef Isak

Selama ini Joesoef Isak dikenal luas sebagai editor karya-karya Pramoedya dan pengelola penerbitan Hasta Mitra yang ia bangun bersama sahabatnya (almarhum) Hasjim Rachman dan Pramoedya Ananta Toer. Bersama Hasta Mitra dia tidak saja menerbitkan 'buku-buku bermutu', tapi juga menjadi satu 'simbol perlawanan' terhadap kekuasaan Orde baru dengan tidak memperdulikan berbagai larangan, teror dan status para pendirinya sebagai mantan tapol Pulau Buru.

Joesoef Isak lahir pada tanggal 15 Juli 1928 di Kampung Ketapang, Jakarta, sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara. Paska kemerdekaan, ia bergabung dengan surat kabar Berita Indonesia. Di usia muda ini pula ia mulai membaca karya-karya literatur dunia seperti Shakespeare, Marx, Bernard Shaw dan Freud, hingga musik klasik dari piringan hitam seperti Mozart, Bach atau Bethooven. Sampai sekarang mendengar musik klasik tetap menjadi salah satu santapan rohaninya.

Pada tahun 1949 Joesoef Isak bergabung dengan surat kabar Merdeka pimpinan B.M. Diah. Pada tahun 1960, Joesoef Isak menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asian African Journalists Association (AAJA). Pada saat itu ia juga menjabat sebagai ketua PWI Jakarta dan Redaksi koran Merdeka. Karirnya di Merdeka ditandai dengan polemiknya dengan B.M. Diah sebagai cerminan dari dinamika politik Indonesia yang sehat dijaman itu.

Dalam berbagai pergolakan politik tahun 1960-an Joesoef kemudian semakin tampak dukungannya pada gagasan-gagasan Soekarno. Pembelaan bung Karno atas rakyat kecil, komitmennya mempersatukan bangsa tanpa tetesan darah, keberaniannya berdiri tegak menghadang dominasi negara-negara nekolim (neo kolonialsime dan imperialisme) semakin mendekatkan Joesoef Isak dengan gagasan-gagasan Bung Karno. Hingga kini, diusianya yang ke-80, gagasan-gagasan besar bung Karno tersebut tetap didukungnya.

Pada tanggal 1 Oktober 1965 sekelompok militer yang menamakan dirinya Dewan Revolusi melakukan penangkapan atas beberapa perwira tinggi Angkatan Darat yang dituduh telah membentuk Dewan Jendral untuk menjatuhkan pemerintahan Soekarno. Angkatan Darat di bawah pimpinan Soeharto dengan cepat mengambil alih keadaan dan menjadikan kejadian tersebut sebagai sebuah batu loncatan untuk melakukan 'kudeta merangkak' atas kekuasaan konstitusional Soekarno. Setelah mendapatkan legitimasi melalui Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (Supersemar) dan mengendalikan media, operasi penumpasan yang sistematis atas pendukung Soekarno baik di PNI maupun PKI mulai dijalankan. Jutaan orang dibunuh, ribuan orang hilang dan puluhan ribu lainnya ditangkap, disiksa dan dipenjarakan tanpa pernah diadili dan mengetahui apa kesalahan yang dilakukannya.

Dalam gelombang politik berdarah penegakan otoriterianisme ordebaru ini Joesoef Isak terseret dan ditangkap pada tahun 1968, lalu ditahan di penjara Salemba tanpa pernah diadili. Pada tahun 1978 Joesoef Isak dibebaskan dari penjara Salemba, tapi tetap berstatus sebagai tahanan rumah dengan wajib lapor dan beragam keterbatasan. Tapi dia tidak mau tunduk pada keadaan.

Pada bulan April 1980 Hasjim Rachman, Pramoedya dan Joesoef Isak mendirikan penerbit Hasta Mitra, nama yang diusulkan oleh Pramoedya. "Kami mau membuktikan kepada dunia bahwa dari Pulau Buru juga bisa lahir hal-hal yang positif, bukan hanya cerita sedih dan penderitaan saja," kata Hasjim ketika itu. Rumah Joesoef di kawasan Duren Tiga disulap jadi kantor dengan peralatan serba terbatas. Hanya ada satu mesin tik listrik Olivetti yang dipakai bergantian oleh Pramoedya dan Hasjim untuk menggarap pekerjaan mereka. "Modal awal kami ambil dari dapurnya Hasjim," kenang Joesoef.

Penerbitan tetralogi karya pulau Buru Pramoedya Ananta Teor Bumi Manusia, Jejak Langkah, Anak Semua Bangsa dan Rumah Kaca mendapatkan pembaca dan respon positif dari publik. Penguasa Orde Baru bereaksi dengan memberlakukan pelarangan. Suatu tindakan anti peradaban yang tidak diperdulikan oleh Hasta Mitra. Buku-buku Pramoedya terus diterbitkan apapun risikonya. Tak puas dengan pelarangan Orde Baru melakukan penangkapan atas tiga orang aktivis muda dari Yogyakarta: Isti, Bono dan Coki. Ketiganya diadili dengan pasal-pasal anti-subversi. Namun pengadilan ini justru menjadikan karya Pramoedya semakin populer dan dicari orang bahkan dalam bentuk fotocopian.

Setelah 32 tahun berkuasan, akhirnya pada bulan Mei 1998 Soeharto tumbang. Namun penerbit Hasta Mitra terus berdiri tegak. Buku-buku bermutu terus diproduksi oleh Hasta Mitra. Sumbangan terpenting Hasta Mitra dijaman reformasi adalah menerbitkan tiga jilid Kapital karya Karl Marx, intelektuil kelas dunia yang karya-karyanya tak pernah lapuk untuk dibaca di berbagai negeri selama ratusan tahun hingga sekarang ini.

Pada tahun 2004, atas komitmennya pada kebebasan, beliau mendapatkan penghargaan Jeri Laber International Freedom to Publish Award, di New York. Pada tahun 2005 beliau juga mendapatkan Wertheim Award dari Belanda dan PEN Keneally Award dari Australia. Pada tahun 2006 pemerintah Perancis menganugerahkan Chevalier dans l'Ordre des Arts et des Lettres atas perjuangannya untuk kebebasan berekspresi di Indonesia.

Pada usianya yang menginjak 80 tahun, ia masih selalu bergairah dan aktif menerjemahkan dan menjadi editor berbagai karya sastra, politik, sejarah dan buku bermutu lainnya.Tercatat, sudah sekitar 80 judul buku yang lahir di tangan Joesoef Isak bersama Hasta Mitra dan menjadi sumbangan penting pada perjuangan pembebasan nasional.


Read More......

03 Juli 2008

PBR, Calon Sekutu PRD-PAPERNAS, Menolak Hak Angket BBM

dikutip dari :
'Dukung Hak Angket Kenaikan Harga BBM' : Hak Interpelasi Jangan Jadi Alat Untuk Mengganjalnya.

Kamis, 19 Juni 2008 [http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=338098&kat_id=3]

Sejumlah tokoh nasional menyerukan segenap lapisan masyarakat untuk lebih mendukung dan mengawal bergulirnya hak angket yang memiliki daya paksa untuk menghadirkan pihak-pihak terkait. Seruan mendukung hak angket antara lain dikemukakan Ketua Umum Komite Bangkit Indonesia Rizal Ramli, mantan ketua MPR Amien Rais, anggota DPR Drajad Wibowo, dan aktivis demokrasi Dita Indah Sari, dalam sebuah forum bersama, di Jakarta, Rabu (18/6). “Kini saatnya bagi kalangan parpol untuk menunjukkan keberpihakan pada nasib rakyat. Kami mendesak DPR untuk segera melaksanakan hak angket ini dan bukan hak interpelasi”, ujar Rizal.

dikutip dari :
Interpelasi BBM "Ganjal" Angket : Mafia Minyak Harus Dibongkar.

Rabu, 18 Juni 2008 [http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/18/01345353/interpelasi.bbm.ganjal.angket]

Dalam rapat paripurna 31 Mei 2008 soal angket BBM, ada enam fraksi yang menolak. F-PKS adalah salah satunya. Fraksi lainnya antara lain Fraksi Partai Golkar, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Fraksi Partai Bintang Reformasi, Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi.

Fraksi yang menyetujui hanya tiga : Fraksi PDI-P, Fraksi Kebangkitan Bangsa, dan Fraksi Partai Damai Sejahtera. F-PAN tidak tegas sikapnya.

Read More......

Seribuan Petani Ikuti Konggres Nasional STN--Pimpinan STN mengajak PBR

Seribuan Petani Ikuti Konggres Nasional STN
Rabu, 25 Juni 2008 15:31
http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=19657

Serikat Tani Nasional (STN) menggelar konggres nasional luar biasa di Pekanbaru. Pembukaan konggres digelar di Lapangan Bukit dan diikuti seribuan petani.

Riauterkini-PEKANBARU- Sekitar seribu petani menghadiri pembukaan rapat akbar petani se-Indonesia dan Konggres Luar Biasa Nasional Serikat Tani Nasional (STN) yang digelar di Lapangan Bukit, Kecamatan Senapelan Pekanbaru, Rabu (25/6). Kegiatan tersebut dimulai sekitar pukul 14.00 WIB.

Para peserta kongger merupakan aktifis atau anggota Serikat Tani Riau (STR) yang berasal dari tiga daerah, yakni Bengkalis, Siak dan Kampar. Mereka datang dengan menggungkan sejumlah kendaraan, terutama truk terbuka. Sebagian massa juga membawa serta istri dan anak-anak mereka. Kehadiran massa tersebut membuat Lapangan Bukit penuh ornamen warna merah, warna yang indentik dengan STR selama ini. Para peserta juga pada umumnya mengenakan camping, topi lebar dari anyaman bambu, khas petani.

Selain massa STR, Sentral Gerakan Rakyat (SEGERA) dan Papernas nampak haris juga Ketua Umum DPP Partai Bintang Reformasi (PBR) Bursah Zanurbi dan Ketua DPW PBR Riau Edi Basri. Antara STN dan PBR memang tengah merancang satu kesepakatan untuk memajukan kaum tani di Indonesia. Keterangan itu disampaikan Ketua Umum STN Yudi Budi Wibowo dalam jumpa pers sebelum acara digelar.

Kegiatan rapat akbar didominasi dengan penyampaian orasi. Para tokoh STN, STR dan Segera serta PBR secara bergantian menyampaikan orasi. Misalnya Bursah dalam orasinya memberi dorongan kepada kaum tani Indonesia untuk bangkit memperjuangkan hak-haknya. "Kaum tani Indonesia sudah saatnya bangkit untuk memperjuangkan hak hidup lebih baik. Kita memberi dorongan dan senantiasi siap menjadi mitra," ujarnya.

Sementara itu tokoh STN, STR, Segara dan Papernas, tak henti mendengungkan hak-hak petani atas tanah. menuntut reformasi agraria dan pengembalian hak-hak petani atas tanah.

Sampai saat ini kegiatan masih berlangsung. Nampak puluhan polisi melakukan pengamanan di lokasi.***(mad)
Read More......

Mimpi KLB STN untuk Mendudukkan Wakil Petani di Legislatif bersama PBR di 2009

Ribuan Petani Rapat Akbar di Pekanbaru

Kamis, 26 Juni 2008
http://www.riaupos.com/v2/content/view/7271/26/

PEKANBARU (RP)-Ribuan massa yang tergabung dalam Serikat Petani se-Indonesia, Rabu (25/6), meramaikan Rapat Akbar Petani se-Indonesia di Lapangan Kampung Bukit Pekanbaru. Selain menyampaikan orasi dan tuntutan terhadap kurangnya keberpihakan pemerintah terhadap nasib petani di negeri ini, rapat akbar tersebut bertujuan unjuk kekuatan.

Massa yang datang bukan hanya dari Serikat Tani Riau (STR), namun juga dari daerah lain yang tergabung dalam organisasi serupa. Massa datang menggunakan truk dan berbondong-bondong memenuhi lapangan bola kaki yang terletak di Jalan Kesehatan tersebut.

Ketua Rapat Akbar Petani se-Indonesia dan Kongres Luar Biasa Serikat Tani Nasional, Dendri Ariandi didampingi Sekretaris M Hambali, KPO-STN Yudi B Wibowo, KPP-STR Riza Zuhelmi dan Ketua PBR Riau Edi Basri menyebutkan kaum petani harus masuk jalur politik agar bisa memperjuangkan nasib kaum buruh yang terus tertindas. Karena itu serikat petani akan mendudukkan perwakilan mereka di lembaga legislatif pada pemilu 2009 mendatang.

Ribuan Petani Rapat Akbar di Pekanbaru

Kamis, 26 Juni 2008
http://www.riaupos.com/v2/content/view/7271/26/

PEKANBARU (RP)-Ribuan massa yang tergabung dalam Serikat Petani se-Indonesia, Rabu (25/6), meramaikan Rapat Akbar Petani se-Indonesia di Lapangan Kampung Bukit Pekanbaru. Selain menyampaikan orasi dan tuntutan terhadap kurangnya keberpihakan pemerintah terhadap nasib petani di negeri ini, rapat akbar tersebut bertujuan unjuk kekuatan.

Massa yang datang bukan hanya dari Serikat Tani Riau (STR), namun juga dari daerah lain yang tergabung dalam organisasi serupa. Massa datang menggunakan truk dan berbondong-bondong memenuhi lapangan bola kaki yang terletak di Jalan Kesehatan tersebut.

Ketua Rapat Akbar Petani se-Indonesia dan Kongres Luar Biasa Serikat Tani Nasional, Dendri Ariandi didampingi Sekretaris M Hambali, KPO-STN Yudi B Wibowo, KPP-STR Riza Zuhelmi dan Ketua PBR Riau Edi Basri menyebutkan kaum petani harus masuk jalur politik agar bisa memperjuangkan nasib kaum buruh yang terus tertindas. Karena itu serikat petani akan mendudukkan perwakilan mereka di lembaga legislatif pada pemilu 2009 mendatang.

‘’Selama ini perjuangan yang dilancarkan masih selalu kandas karena tidak ada perwakilan kaum petani yang duduk dipemerintahan dan legislatif. Mulai pemilu 2009 mendatang, perwakilan kaum petani harus duduk di lembaga legislatif bukan hanya di kabupaten/kota, provinsi namun juga hingga ketingkat pusat,’’ujar Ketua rapat Akbar Petani se-Indonesia Dendri Ariandi.

Menurutnya, sekarang ini massa serikat petani termasuk di Riau sudah banyak jumlahnya sehingga mampu memperjuangkan agar perwakilan serikat tani bisa duduk di legislatif. ‘’Serikat petani jika ingin berhasil memperjuangkan hak dan tuntutan, maka harus ada perwakilan yang didudukkan menjadi legislatif,’’ tambah Ketua SPR, Riza Zuhelmi.(mar)

Catatan:
Ketua DPW PBR Riau, Edi Basri, adalah salah satu pendukung calon gubernur Riau yang mendapat dukungan terbesar dari Partai Golkar, PPP, PKB, dan PBR sendiri.
Artikel terkait [1] dan [2].
Read More......

Surat Pernyataan Keluar dari PAPERNAS dan STN



SURAT PERNYATAAN SIKAP

Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama: Mukhtar Efendi Rangkuti
Jabatan: Sekretaris DPD II Papernas Labuhan Batu; Caretaker STN Labuhan Batu

Dengan ini menyatakan sikap memilih keluar dari Tugas yang diembankan baik dari partai maupun Ormas yang saya emban selama ini di Labuhan Batu dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

- Dilihat dari kondisi objektif yang saya nilai dalam menjalankan kerja-kerja organisasi selama ini tidak sesuai dengan kondisi objektif masa rakyat Labuhanbatu dimana justru taktik yang diambil selama ini di tengah-tengah masifnya gerakan yang dibangun di Labuhanbatu justru membangun pragmatisme gerakan.

- Saya percaya apabila taktik yang diambil selama ini sudah menjadi konsumsi dan dipahami dari tingkatan kader, anggota, hinga basis massa dapat dijalankan, namun kondisi objektif yang ada tidak menunjukkan syarat-syarat yang dimaksud khususnya pemahaman tentang perkembangan taktik saat ini sehingga saya nilai taktik tersebut justru memundurkan gerakan yang lagi masif-masifnya dibangun.

Demikianlah Sikap yang saya ambil ini dengan segala konsekuensinya dikemudian hari dapat saya pertanggung jawabkan.

Labuhanbatu, 07 Juni 2008
Saya Yang Menyatakan Sikap

MUKTAR EFENDI RANGKUTI

Read More......

02 Juli 2008

KPRM Balikpapan Protes Pencidukan Rekannya

Artikel yang relevan [1] dan [2]:

Minggu, 18-05-2008 | 16:16:43

BALIKPAPAN, TRIBUN - Komite Politik Rakyat Miskin (KPRM) Balikpapan yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat yakni Liga Mahasiswa Nasional Demokratik (LMND), Politik Rakyat Miskin (PRM), Serikat Pengamen Indonesia (SPI) dan KPRM Partai Rakyat Demokratik (PRD) memprotes aksi intimidasi yang dilakukan aparat kepolisian terkait aksi long march mereka menolak kenaikan harga BBM di daerah Gunung Pasir pada 14 Mei lalu.

Sarwono Puguh, juru bicara KPRM mengatakan, tiga diantara anggota SPI diciduk oleh pihak kepolisian di SMK 3 Balikpapan. Sebelumnya pencidukan, tiga orang ini dihubungi rekannya untuk bertemu dengan di kawasan sekolah tersebut. Namun sebelum sempat bertemu, ketiganya diciduk kepolisian sekitar pukul 16.00.

Mereka mengaku diinterogasi hingga pukul 19.00 dengan tuduhan memalak di daerah tersebut. Setelah interogasi itu, mereka lalu ditanyai tentang aksi mereka menentang kenaikan harga BBM. Pukul 22.30, setelah penangkapan, ketiganya kembali berkonsolidasi dengan kawan-kawannya dengan menggelar rapat di Puskib.

Namun tiba-tiba sekelompok orang terdiri dari sekitar 20-an orang datang dan membubarkan rapat tersebut. Sarwono Puguh mengungkapkan, mereka telah mengadukan masalah tersebut ke Front Pembebasan Nasional dan melaporkan ke Kontras serta LBH. Mereka juga telah melaporkannya ke Polres Balikpapan dan telah membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Ditambahkan, pada 21 Mei mendatang, KPRM berencana melakukan aksi besar-besaran menolak rencana kenaikan harga BBM.

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Nurliah
Berita asli
Read More......

TERBITAN KPRM-PRD